"INFO BAHASA: PENGLEPASAN bukan PELEPASAN, KUALITAS bukan KWALITAS, JADWAL bukan JADUAL, SISTEM bukan SISTIM, SAKSAMA bukan SEKSAMA, OBJEK bukan OBYEK, SUBJEK bukan SUBYEK, DEFINISI bukan DEFENISI, MODERN bukan MODEREN, KEMURAHANHATI bukan KEMURAHAN HATI, MENCONTEK bukan MENYONTEK, SEKADAR bukan SEKEDAR, FILSAFATI bukan FILOSOFIS, STANDARDISASI bukan STANDARISASI, ASAS bukan AZAS, MENCOLOK bukan MENYOLOK, RISIKO bukan RESIKO, IZIN bukan IJIN, DIUBAH bukan DIRUBAH".
" Info Guru Sertifikasi/Inpassing Kemenag, Pemberkasan Guru Sertifikasi Kota Cilegon deadline tanggal 26 Agustus 2015 , Guru Qur'an Hadis, Aqidah Akhlak, SKI dan Fikih bebas menambah JTM pada 4 mapel tersebut (Permenag 103 th 2015) ,

Jumat, 14 Februari 2014

BENCANA DI TANAH AIR KU

"Mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin Tuhan mulai bosan. Melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita."
Lirik lagu Ebiet G Ade ini sepertinya mewakili semua kejadian yang dialami rakyat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Kejadian demi kejadian susul menyusul tak ada henti, Jakarta kebanjiran, Sumatera juga terjadi bencana karena meletusnya gunung Sinabung, belum selesai penanganan korban Sinabung, di ujung timur Jawa, Kelud memuntahkan lavanya hingga akhirnya bertambah lagi korban-korban yang harus mendapat perhatian pemerintah.
Mengapa semua ini terjadi? di ujung syairan Ebiet mengungkapkan "coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang...". rumput yang bergoyang diibaratkan ulama yang selalu dzikir mengingat Allah SWT. Namun sayang, rumput yang bergoyang sungguh jauh dipedalaman sana. Hidup menyepi dengan keberadaannya, ihlas menerima dan menyukuri nikmat Allah, tidak mengada-ada apa yang seharusnya tidak ada, tidak tertarik keindahan dan fatamorgana duniawi, tidak terpikat dengan kemewahan dan hiburan. Hanya tertunduk, takut, malu dan merasa rendah dihadapan Allah SWT. dan sulit untuk dapat kita temui.


Bila sudah begini, selanjutnya kemana dan kepada siapa kita harus bertanya?. Negara kita ini, baik pemimpinnya, tokoh agamanya, dan rakyatnya telah banyak melakukan penyimpangan. Selalu ada celah untuk melakukan penyimpangan. Keadilan-pun di negara ini teramat mahal dan berat sebelah. Meskipun Kepolisian dan pihak berwajib lainnya sudah mulai bekerja maksimal.  Bila ini yang terjadi mari kita koreksi apa yang salah dengan kita. Benar atau tidak, nyatanya yang akan saya kemukakan adalah hal yang memang terjadi di alam Indonesia. Diantaranya;

1) Pemimpin tidak ihlas mengemban amanat yang ditanggungnya. Cenderung ingin dipuji oleh bawahan dan rakyat;
2) Tokoh Agama yang tugasnya mengingatkan kekeliruan para pemimpin, lebih memilih membela karena butuh dana atau diam karena takut tidak mendapatkan dana;
3) Orang kaya (hartawan) tambah kaya dan tambah menginjak dan menyepelekan rakyat miskin, tidak ada jiwa sosial saling bantu dan saling melindungi;
4) Orang miskin lebih banyak melakukan kemaksiatan dibanding melakukan ibadah;
5) Dengan alasan HAM, kemaksiatan merajalela dan dibiarkan;
6) Nasehat atau teguran dianggap suatu hal yang menyakitkan, tidak dijadikan suatu masukan atau pelajaran;
7) Korupsi (mencuri) sudah menjadi sahabat;
8) Kejahatan dilindungi, kebenaran makin ditindas;
9) Berprilaku tidak sewajarnya, pria bergaya feminine dan sebaliknya;
10) Anak tak lagi menghargai, menghormati, dan menyayangi orang tua;
11) Pembunuhan dan bunuh diri menjadi berita sehari-hari;
12) Judi, mabuk-mabukan (bir dan narkoba/napza), protitusi menjadi lambang pergaulan;
13) Menjadikan lembaga agama, lembaga pendidikan, dan lembaga sosial lainnya dan dalam bentuk apapun, digunakan untuk memperkaya diri;

Demikian sekelumit hal yang dialami di negara kita, kita tidak perlu menutup mata, bungkam atau membantahnya. Karena nyatanya itu yang banyak dialami dan diberitakan. Bila diungkapkan seluruhnya dan bukti-bukti dipaparkan dalam lembaran buku, penyimpangan yang ada di negara kita tidak cukup bila ditulis dengan buku dari pohon-pohon yang ada di pulau Kalimantan. Karena penyimpangan yang ada di negara kita sudah tersusun rapih dari atas hingga ke bawah. 
Untuk itu, mari kita ubah prilaku kita jangan ada sinis apabila ada orang berkata jujur, dan jangan membenci bila ada orang memberi masukan dan nasehat, jangan pernah juga membiarkan orang berbuat maksiat di depan kita, lalu kita biarkan. Ingat! hidup kita hanya satu kali, kapan lagi dapat kita manfaatkan untuk berbuat baik. Bila nyawa menjadi korban kejujuran kita, kita ihlaskan dan relakan. Karena surga pasti menanti kita. Amin!

"Keluarga Besar Guru Bangsa : Mengucapkan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H. MAAF LAHIR BATHIN UNTUK SEMUA UMAT ISLAM".
"e-mail : imatrohmatulloh@yahoo.co.id / imatrohmatulloh@gmail.com, Facebook : https://www.facebook.com/imat.rohmatulloh.5 "