"INFO BAHASA: PENGLEPASAN bukan PELEPASAN, KUALITAS bukan KWALITAS, JADWAL bukan JADUAL, SISTEM bukan SISTIM, SAKSAMA bukan SEKSAMA, OBJEK bukan OBYEK, SUBJEK bukan SUBYEK, DEFINISI bukan DEFENISI, MODERN bukan MODEREN, KEMURAHANHATI bukan KEMURAHAN HATI, MENCONTEK bukan MENYONTEK, SEKADAR bukan SEKEDAR, FILSAFATI bukan FILOSOFIS, STANDARDISASI bukan STANDARISASI, ASAS bukan AZAS, MENCOLOK bukan MENYOLOK, RISIKO bukan RESIKO, IZIN bukan IJIN, DIUBAH bukan DIRUBAH".
" Info Guru Sertifikasi/Inpassing Kemenag, Pemberkasan Guru Sertifikasi Kota Cilegon deadline tanggal 26 Agustus 2015 , Guru Qur'an Hadis, Aqidah Akhlak, SKI dan Fikih bebas menambah JTM pada 4 mapel tersebut (Permenag 103 th 2015) ,

Jumat, 14 Februari 2014

Malaysia Bukan Negeri Malingsia

Malaysia kata orang negeri yang selalu mencuri karya Indonesia. Negeri yang selalu dihujat dicaci maki oleh rakyat Indonesia karena dianggap telah mencuri karya bangsa Indonesia. Namun apapun bentuknya, tidak seharusnya kita berambisi untuk mencerca dan memaki saudara kita yang terpisah oleh kedaulatan dan bendera ini. 
Malaysia adalah negeri satu rumpun dengan Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh cerita kakak iparku yang baru saja pulang dari Malaysia, setelah sepuluh hari mengunjungi kerabat dari kakeknya yang sejak tahun 1928 telah menetap di Malaysia. Sekilas cerita yang aku tangkap dari cerita kakak iparku ternyata di Malaysia tidak sedikit rakyat Malaysia adalah turunan bangsa Indonesia yang telah lama menetap dan berkeluarga di negeri yang dikenal Negeri Sembilan Darul ini. Bahkan cerita yang lebih mencengangkan lagi menurut kakak iparku, rakyat Indonesia telah menginjakkan kaki dan menetap di Malaysia sejak abad ke 17 bahkan mungkin lebih lama lagi. Maka, tidak heran anak cucu bangsa Indonesia yang tinggal di Malaysia ada yang telah menjadi anggota dewan, pegawai negeri, guru, dan kedudukan strategis lainnya di negeri Jiran, Malaysia. 
Selanjutnya, mengenai perebutan hasil budaya bangsa Indonesia oleh Malaysia yang selama ini menjadi topik utama terjadinya perpecahan Indonesia-Malaysia. Merujuk cerita di atas dapat disimpulkan adanya suatu kekeliruan atau kesalah-pahaman. Baik oleh rakyat Indonesia ataupun oleh rakyat Malaysia itu sendiri. Hal ini tergambar dari masa keberadaan mereka di negeri Malaysia, dimana mereka enggan meninggalkan adat istiadat dan budaya kakek moyang. 
Mereka mengakui budaya, corak, dan adat yang selama ini ada di lingkungan mereka adalah hasil pengenalan dan pemahaman generasi ke generasi atau dapat disebut juga suatu pelestarian budaya kakek moyang. Maka, bukan berarti mereka mencuri karya bangsa Indonesia, akan tetapi dapat dipahami mereka melestarikan budaya yang telah diturunkan kepada mereka.
Negeri yang satu rumpun dengan Indonesia ini, tidak seharusnya rakyat Indonesia terlalu membenci dan berbuat suatu hal yang dapat menyakiti hati mereka, begitupun sebaliknya. Sebaiknya, mari kita belajar dari mereka. Apa yang dapat menjadi contoh baik untuk negeri Indonesia ada baiknya diterapkan. Karena tidak semua yang ada di Malaysia itu buruk. Nyatanya dari cerita kakak iparku asal pekalongan, mengatakan bahwa di Malaysia semuanya tertata dengan baik.
Beliau (kakak iparku) mengatakan di Malaysia semua jalan-jalan pedesaan yang jauh terawat dan di aspal dengan baik, bahkan yang mendapatkan tender untuk mengaspal jalanan di Malaysia berasal dari rakyat Indonesia, sekolah-sekolah mendapatkan perhatian utama pemerintah, tidak ada sekolah yang gedungnya rusak didiamkan, pendidikan benar-benar diperhatikan, tidak ada bantuan atau gaji yang dipotong, rumah sakit disediakan gratis untuk yang sakit hingga sehat dan pulang, tak ditemukan jalanan macet atau jalanan padat merayap, di Malaysia mengendarai kendaraan mampu melaju dengan kecepatan 40 km perjam disebut macet, tidak ada calo berkeliaran di terminal-terminal, gaji guru di Malaysia 1.000 - 10.000 RM perbulan. Apabila 1 RM sebesar Rp. 3.600 bisa dibayangkan berapa gaji guru di Malaysia.
Indonesia sebenarnya mampu meraih prediket negeri kaya dan makmur seperti Malaysia bahkan lebih, melebih Malaysia dengan mudah. Indonesia memiliki kekayaan alam dan SDM rakyat yang mumpuni di berbagai bidang. Semua itu dapat diraih asalkan kita rakyat Indonesia mau menghilangkan kebiasaan buruk berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di semua lini kehidupan. Tentu kita akan mampu mengalahan Malaysia dari sisi perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Dan yang teramat penting agar Indonesia menjadi negeri yang mampu mensejahterakan rakyatnya, pemimpin Indonesia harus berani menegakkan keadilan dan menata HAM dengan baik tidak seperti saat ini yang telah kebablasan.
"Keluarga Besar Guru Bangsa : Mengucapkan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H. MAAF LAHIR BATHIN UNTUK SEMUA UMAT ISLAM".
"e-mail : imatrohmatulloh@yahoo.co.id / imatrohmatulloh@gmail.com, Facebook : https://www.facebook.com/imat.rohmatulloh.5 "