"INFO BAHASA: PENGLEPASAN bukan PELEPASAN, KUALITAS bukan KWALITAS, JADWAL bukan JADUAL, SISTEM bukan SISTIM, SAKSAMA bukan SEKSAMA, OBJEK bukan OBYEK, SUBJEK bukan SUBYEK, DEFINISI bukan DEFENISI, MODERN bukan MODEREN, KEMURAHANHATI bukan KEMURAHAN HATI, MENCONTEK bukan MENYONTEK, SEKADAR bukan SEKEDAR, FILSAFATI bukan FILOSOFIS, STANDARDISASI bukan STANDARISASI, ASAS bukan AZAS, MENCOLOK bukan MENYOLOK, RISIKO bukan RESIKO, IZIN bukan IJIN, DIUBAH bukan DIRUBAH".
" Info Guru Sertifikasi/Inpassing Kemenag, Pemberkasan Guru Sertifikasi Kota Cilegon deadline tanggal 26 Agustus 2015 , Guru Qur'an Hadis, Aqidah Akhlak, SKI dan Fikih bebas menambah JTM pada 4 mapel tersebut (Permenag 103 th 2015) ,

Selasa, 31 Desember 2013

Ahok Menyakiti Hati Guru

Dunia pendidikan kembali mendapatkan fitnahan yang menusuk hati guru, kali ini pernyataan dari Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang kontroversial terhadap guru, Sebagaimana diketahui, kalimat yang disampaikan Ahok yang dikutip sejumlah media online “Perilaku guru saat ini sudah seperti maling,” demikian Ahok mengomentari tentang dugaan kebocoran soal lelang jabatan kepala sekolah.
Secara intitusi pernyataan Ahok ini tidak dapat dibenarkan atau disalahkan. Sebagai orang nomor 2 di DKI Jakarta, tentu Ahok mendapatkan laporan dari bawahannya tentang kondisi yang ada dilapangan (saat lelang jabatan kepala sekolah). Namun ditilik dari sisi sosial dan budaya pernyataan Ahok ini tidak dapat dibenarkan, karena pernyataan Ahok yang tidak spesifik menyatakan pihak atau oknum guru yang dianggap pencuri. Sehingga ungkapan Ahok menyinggung hati guru yang tidak mengikuti seleksi kepala sekolah atau guru dari daerah lainnya di Indonesia yang telah benar-benar menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai guru. 
Secara emosional pribadi guru sama persisnya dengan pribadi semua orang yang bertugas di instansi pemerintah atau swasta lainnya, yang menjadi perbedaan adalah guru bertugas untuk melaksanakan proses dan kegiatan pendidikan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Sementara pribadi yang bertugas di instansi lain melaksanakan tugas yang berbeda-beda yang pada dasarnya sama yakni, membangun bangsa dan negara Indonesia.  
Maka, bila tuduhan Ahok ini dimaksudkan untuk menuduh guru secara menyeluruh (nasional) tentu tidak dapat dibenarkan. terlebih guru yang dikenang sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa tidak semuanya berprilaku seperti yang dituduhkan Ahok. Meskipun mungkin terdapat oknum guru yang berbuat demikian. Namun, tidak dapat dipukul rata bahwa semua guru di Indonesia berprilaku seperti yang dituduhkan Ahok.
Menanggapi fitnahan dari Ahok, Ketua Dewan Pendidikan DKI Jakarta Prof Dr Margani Mustar mengimbau guru tidak perlu membuat gerakan yang merugikan siswa. Margani mengatakan guru harus melihat pernyataan itu sebagai pernyataan personal, bukan lembaga, sehingga harus disikapi secara bijak. “Namun yang saya sesalkan adalah Wagub Ahok seolah mengeneralisir. Kesalahan yang dilakukan segelintir orang dalam proses lelang jabatan kasek itu, lalu semua guru dituding maling,” tambah Margani yang pernah menjadi Kadis Pendidikan DKI Jakarta dan terakhir menjadi Deputi Gubernur Bidang Pembangunan.
Pihaknya sedini mungkin telah melakukan tindakan untuk mencegah kemungkinan para guru merespon pernyataan Wagub dengan keras, salah satunya dengan aksi protes. Ia berbicara banyak dengan kepala sekolah dan guru-guru, dan meminta tetap berkepala dingin dan bijak.
“Bayangkan jika mereka menggelar aksi protes atau mogok, yang menderita adalah siswa. Ingat, jumlah guru di Jakarta seratus ribu, dan bertanggung jawab mendidik jutaan siswa,” kata Margani usai menghadiri Silaturahim dan Syukuran Pengerjaan Sarana dan Prasarana SMA dan SMK se-Jakarta Barat di Hotel Mercure, Ancol, Pademangan, Senin (30/12).
Silaturahmi komunitas pendidikan ini dihadiri ratusan undangan, antara lain seluruh kepala SMA/K se-Jakbar, anggota dewan pendidikan, dan Kadis Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto.
Seharusnya Ahok berkaca diri tidak langsung membuat komentar yang berakibat fitnahan. Ahok sebagai orang yang berpengalaman dalam dunia politik tentunya lebih mengetahui siapa yang lebih banyak menjadi "pencuri". Orang politik-kah sebagai sosok yang diamanatkan oleh rakyat untuk menjaga wibawa negara dan kedaulatan NKRI ataukah guru yang hanya hidup berputar antara rumah, kelas, dan kantor.
"Keluarga Besar Guru Bangsa : Mengucapkan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H. MAAF LAHIR BATHIN UNTUK SEMUA UMAT ISLAM".
"e-mail : imatrohmatulloh@yahoo.co.id / imatrohmatulloh@gmail.com, Facebook : https://www.facebook.com/imat.rohmatulloh.5 "