"INFO BAHASA: PENGLEPASAN bukan PELEPASAN, KUALITAS bukan KWALITAS, JADWAL bukan JADUAL, SISTEM bukan SISTIM, SAKSAMA bukan SEKSAMA, OBJEK bukan OBYEK, SUBJEK bukan SUBYEK, DEFINISI bukan DEFENISI, MODERN bukan MODEREN, KEMURAHANHATI bukan KEMURAHAN HATI, MENCONTEK bukan MENYONTEK, SEKADAR bukan SEKEDAR, FILSAFATI bukan FILOSOFIS, STANDARDISASI bukan STANDARISASI, ASAS bukan AZAS, MENCOLOK bukan MENYOLOK, RISIKO bukan RESIKO, IZIN bukan IJIN, DIUBAH bukan DIRUBAH".
" Info Guru Sertifikasi/Inpassing Kemenag, Pemberkasan Guru Sertifikasi Kota Cilegon deadline tanggal 26 Agustus 2015 , Guru Qur'an Hadis, Aqidah Akhlak, SKI dan Fikih bebas menambah JTM pada 4 mapel tersebut (Permenag 103 th 2015) ,

Selasa, 11 Maret 2014

BENAHI INDONESIA KU

Kenapa Indonesia ini? Disaat negara-negara lain sedang berpacu menjadikan negara dan bangsa yang maju, dan berlomba menciptakan masyarakat yang hidup sejahtera. Indonesia bahkan kebalikannya. terjerembab dan lumpuh di pusaran korupsi, kecurangan, dan kebohongan.
Mereka para legislatif, eksekutif dan yudikatif hanya mementingkan kelompok, golongan, dan dirinya sendiri. Mereka berlomba-lomba mengantongi uang rakyat dengan modus untuk kepentingan rakyat. Sehingga menjadi wajar apabila rakyat mengolok-olok mereka sang kerah putih dengan julukan yang negatif semisalnya mafia undang-undang, mafia tanah dan aspal, atau mafia hukumPandangan demikian tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi disebabkan oleh prilaku mereka yang dipandang oleh rakyat berprilaku tak bedanya seorang rampok yang berdasi. 
Mereka yang duduk di gedung legislatif sudah seharusnya mementingkan rakyat, mereka membuat undang-undang demi kesejahteraan rakyat, memproduk undang-undang untuk membela hak rakyat terutama hak rakyat kecil. Namun sebaliknya, mereka melanggar sumpah mereka dan janji mereka kepada rakyat hanya untuk kepentingan sesaat, kepentingan golongan dan kelompoknya, dan kepentingan pribadinya. Sementara kepentingan rakyat mereka singkirkan, dan mereka menutup mata. Disaat mereka butuh suara, mereka datang lagi berkunjung dan memberikan perhatian kepada "rakyat"nya dan mengumbar janji-janji palsu kembali. Setelah mereka duduk dan mendapatkan fasilitas dari uang rakyat mereka melupakan kembali janji mereka kepada rakyat.
Mereka yang berdiri tegak sebagai yudikatif-pun tidak luput dari hal demikian. Mereka yang memiliki palu keadilan-pun kadang salah ketuk ketika berhadapan dengan sang penguasa dan pemilik harta. Mereka yang berada di barisan paling depan dalam menegakkan hukum seadil-adilnya demi keadilan yang menjadi sumpah mereka. Mereka selimpangkan dan mereka samarkan keadilan demi untuk gengsi dan kekayaan. Mereka memberikan hukuman yang adil kepada mereka yang memiliki kekuasaan dan harta. Sementara yang berjuang untuk mendapatkan haknya takkan pernah mendapatkan keadilan. Sehingga tampak cemoohan rakyat bahwa di negeri ini keadilan teramat mahal harganya. 
Mereka yang duduk sebagai eksekutif dengan ringannya mereka mengaku telah memperhatikan nasib rakyat. Mereka memberikan bantuan berupa dana hibah kepada rakyat yang selalu menjilat kaki mereka, merekapun  mengaku telah mensejahterakan rakyat dengan membangun jalanan sebagai akses untuk terwujudnya keadilan dan kelancaran pembangunan, khususnya pembangunan di pedesaan, dengan biaya yang telah dipotong untuk kantong mereka. 
Jalanan, jembatan, perkantoran, gedung pemerintah yang mereka bangun dengan anggaran milyaran rupiah dari uang rakyat ditenderkan kepada kerabat, sahabat, atau orang yang mau berbagi dengan mereka. Sehingga kualitas bangunan yang seharusnya mampu bertahan puluhan tahun, hanya mampu bertahan 1 - 5 tahun.
Tidak hanya pada level atas, di level menengah dan bawah-pun di negeri ini lebih banyak kecurangan dan kebohongan. Para pedagang daging dan ikan mereka ikut membuat kerusakan di negeri ini. Mereka mengacaukan timbangan agar mereka mendapat keuntungan sebesar-besarnya, yang lebih tragisnya mereka menukar daging yang baik dengan yang buruk, yang bagus ditukar dengan yang busuk, daging babi mereka bilang daging sapi, daging ayam mati kemarin (tiren) mereka jual pula setelah di sulap dan di poles. Ayam, kerbau, sapi, bahkan ikan mereka gelonggongkan agar beratnya menambah sehingga mempertebal keuntungan mereka.
Bahan makanan lain pun sama tidak murni dengan kandungan yang baik. Beras yang hitam di sulap menjadi putih dan di jual dengan harga mahal, roti bekas yang sudah basi dan berjamur tidak luput dari tangan-tangan jahil. Bahkan buah-buahan yang sudah alami dibungkus oleh sang pencipta dengan bungkus yang baikpun diberikan sedikit magic. Sehingga buah yang masih mentah bisa dilihat matang, yang pahit dan masam telah berubah menjadi manis, yang tak berbau berubah menjadi wangi dan menggoda.
Masih banyak kekacuan di negeri ini yang tidak dapat diutarakan semuanya hanya dalam tulisan kecil ini. Akan tetapi, bukan pemaparan keburukan yang menjadi tujuan tulisan ini kebaikan dan perubahan bangsa yang diharapkan. MARI KITA BENAHI INDONESIA, KAPAN LAGI BILA BUKAN SEKARANG.
"Keluarga Besar Guru Bangsa : Mengucapkan "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1436 H. MAAF LAHIR BATHIN UNTUK SEMUA UMAT ISLAM".
"e-mail : imatrohmatulloh@yahoo.co.id / imatrohmatulloh@gmail.com, Facebook : https://www.facebook.com/imat.rohmatulloh.5 "